Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani). Bahan pangan nabati adalah bahan-bahan makanan yang berasal dari tanaman (bisa berupa akar, batang, dahan, daun, bunga, buah atau beberapa bagian dari tanaman bahkan keseluruhannya) atau bahan makanan yang diolah dari bahan dasar dari tanaman. Bahan pangan hewani merupakan bahan-bahan makanan yang berasal dari hewan atau olahan yang bahan dasarnya dari hasil hewan. Kedua bahan pangan ini memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan penanganan dan pengolahan yang berbeda pula. Selanjutnya dalam hal ini yang diuraikan adalah bahan pangan hewani.
Bahan pangan hewani meliputi susu, telur, daging dan ikan serta produk-produk olahannya yang bahan dasarnya berasal dari hasil hewani. Bahan pangan hewani memiliki karakteristik yang membedakan dengan bahan pangan nabati. Beberapa diantaranya adalah:
Baca juga : Bahan Tambahan pangan yang di perbolehkan dan yang di larang dan bahan Pangan Antioksidan
Baca juga : Bahan Tambahan pangan yang di perbolehkan dan yang di larang dan bahan Pangan Antioksidan
a. Bahan pangan hewani memiliki daya simpan yang jauh lebih pendek daripada bahan pangan nabati bila dalam keadaan segar (kecuali telur). Pendeknya daya simpan ini terkait dengan struktur jaringan hasil hewani dimana bahan pangan hewani tidak memiliki jaringan pelindung yang kuat dan kokoh sebagaimana pada hasil tanaman.
b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.
c. Karakteristik masing-masing bahan pangan hewani sangat spesifik sehingga tidak bisa digeneralisasi. Sifat pada daging sangatlah berbeda dengan sifat telur. Berbeda dengan pangan nabati yang memiliki kesamaan dalam hal jaringan-jaringan atau komponen-komponen penyusunnya. Pada bahan pangan hewani, lemak pada daging terletak pada jaringan lemak, pada susu terletak pada globula-globula lemak dan pada telur terdapat pada kuning telur.
d. Bahan pangan hewani pada umumnya merupakan sumber protein dan lemak dan bahan pangan nabati merupakan sumber karbohidrat, vitamin, mineral, lemak dan protein.
Berdasarkan hal di atas maka pengolahan menjadi penting. Pengolahan penting karena dapat memperpanjang masa simpan, meningkatkandaya tahan, meningkatkan kualitas, nilai tambah dan sebagai sarana diversifikasi produk. Dengan demikian maka suatu roduk menjadi memiliki daya ekonomi yang lebih setelah mendapat sentuhan teknologi pengolahan.
Kalau selama ini kita hanya mengenal produk hewani berupa daging, susu dan telur, maka kita perlu tahu lebih dalam sebenarnya yang termasuk produk pangan hewani itu apa saja? Secara istilah, Bahan makanan hewani adalah bahan makanan yang berupa atau berasal dari hewan atau produk-produk yang diolah dengan menggunakan bahan dasar asal hewan.
Baca Juga :
Tips Resep Masakan menggoreng ikan agar tidak lengket
Baca Juga :
Tips Resep Masakan menggoreng ikan agar tidak lengket
Adapun yang termasuk dalam jenis-jenis pangan hewani adalah:
a. Susu, yaitu produk berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan.
b. Ikan, dalam arti sempit adalah semua jenis ikan sungai, ikan danau, ikan rawa-rawa, ikan yang dipelihara di empang-empang, dilaut dan sebagainya. Termasuk dalam kategori ini adalah hasil-hasil perikanan lainnya yaitu: kerang, teripang, telur ikan dan lain-lain.
c. Daging, yaitu produk yang diperoleh dengan cara pemotongan ternak (mamalia dan unggas)
d. Telur, yaitu produk utama dari pemeliharaan ayam petelur, atau produk sampingan pemeliharaan unggas pedaging.
e. Produk-produk olahan dari bahan pangan tersebut diatas, misalnya produk olahan susu adalah krim, keju, susu bubuk dan sebagainya. Produk olahan daging adalah cured meat, sosis, dendeng, dan sebagainya. Produk olahan ikan adalah ikan beku, ikan pindang, bandeng asap, dan sebagainya. Produk olahan telur adalah telur pindang, telur asin, bubuk telur dan sebagainya.
A. Produk Olahan Susu
1. Krim dan Susu Skim Krim adalah bagian susu yang banyak mengandung lemak. Ada pula yang menyebutnya ”kepala susu.” Sedangkan susu skim adalah bagian susu yang banyak mengandung protein, sering pula disebut serum susu.
2. Susu PasteurisasiSusu pasteurisasi adalah susu yang telah mengalami proses pasteurisasi (proses pemanasan setiap komponen (partikel) dalam susu pada suhu 62°C selama 30 menit atau pemanasan susu pada suhu 72°C selama 15 detik.
3. Susu Steril Susu steril adalah susu yang juga menggunakan proses pemanasan untuk melakukan proses sterilisasinya. Akan tetapi, pada proses pasteurisasi hanya bertujuan membunuh bakteri-bakteri patogen (penyebab penyakit) maka sterilisasi bertujuan membunuh semua bakteri.
4. Susu KentalSusu kental diperoleh dengan cara mengurangi (menguapkan) kandungan air susu sampai kandungan airnya tinggal sekitar 40%. Dengan kadar air yang rendah ini susu dapat tahan disimpan lama dalam keadaan baik. Apabila akan diminum, susu kental harus diencerkan lagi dengan air panas atau air hangat.
5. Keju Keju adalah protein susu yang dijendalkan (dipadatkan). Dalam pembuatan keju, untuk memisahkan protein susu dikerjakan dengan penambahan asam misalnya asam laktat, asam khlorida atau dengan penambahan enzim protease misalnya rennet, mucor renin, dan sebagainya. Keju dapat dibuat dari susu penuh atau susu krim. Bahan-bahan ini harus bebas dari benda-benda asing seperti debu, bulu dan butir-butir darah merah. Proses selanjutnya dalam pembuatan keju adalah pasteurisasi, penjendalan, pemisahan whey dan pengepakan.
6. Mentega Mentega adalah suatu massa yang kompak berasal dari lemak susu yang dibuat dengan proses semacam pengadukan yang disebut ”churning.” Komponen terbanyak dalam mentega adalah lemak, kemudian air dan garam. Dasar pembuatan mentega adalah mengubah kedudukan lemak susu yang semula berupa emulsi lemak dalam air menjadi emulsi air dalam lemak.
7. Es Krim Es krim dibuat dari bahan-bahan utama yang terdiri atas lemak, susu, gula atau bahan pemanis, bahan padat bukan lemak, zat penstabil dan kuning telur. Proses utama dalam pembuatannya adalah pembekuan.
8. Yogurt Yogurt adalah hasil pemeraman susu yang mempunyai cita rasa spesifik sebagai hasil fermentasi oleh bakteri-bakteri tertentu. Tahap-tahap pembuatan yogurt adalah pemanasan, pendinginan dan pemeraman.
9. Serum Keju Serum keju (whey) adalah hasil sisa pembuatan keju, masih mengandung protein susu, terutama protein albumin dan globulin. Serum keju masih dapat digunakan untuk minuman.
10. Susu Mentega Susu mentega adalah serum dari pembuatan mentega. Biasanya yang diambil sebagai susu mentega adalah serum dari proses churning (pengadukan) yang pertama. Susu mentega juga digunakan sebagai mentega.
Baca Juga Pengertian dan Manfaat Bahan Tambahan Pangan (BTP)
Baca Juga Pengertian dan Manfaat Bahan Tambahan Pangan (BTP)
B. Produk Olahan Daging
1. Cured Meat
Cured Meat adalah produk olahan penggaraman daging. Proses penggaraman dikenal dengan ”curing.”
2. Kornet (cornet beef)
Kornet merupakan hasil olahan daging sapi dengan bumbu-bumbu kentang, kaldu (beef broth), bawang merah, garam, merica dan sodium nitrit (NaNO2). Formulasi bahan-bahan tersebut bervariasi tergantung pada kesenangan konsumen.
3. Luncheon Meat
Bahan dasar Luncheon Meat dapat berupa daging sapi, daging babi, daging domba atau daging kambing. Sedangkan bahan-bahan yang dicampurkan adalah garam, gula pasir dan NaNO2 saja.
4. Ham
Ham adalah istilah dalam bahasa Inggris untuk bagian paha hewan besar secara umum, akan tetapi dalam penggunaannya, istilah ini terbatas untuk paha babi. Istilah ini digunakan untuk paha babi segar maupun yang sudah diasinkan dan diasapi.
5. Sosis
Sosis adalah makanan yang dibuat dari daging (kadang-kadang dari ikan) yang telah dicincang kemudian dihaluskan dan diberi bumbu-bumbu, dimasukkan ke dalam pembungkus yang berbentuk bulat panjang yang berupa usus hewan atau pembungkus buatan, dengan atau tanpa dimasak, dengan atau tanpa asap.
6. Dendeng Dendeng adalah satu hasil olahan daging secara tradisional. Sebenarnya dendeng merupakan hasil suatu proses kombinasi antara kyuring dan pengeringan.
7. Daging Ayam Kaleng
Ayam sering juga dikalengkan, adapun prosesnya adalah daging ayam dimasukkan ke dalam kaleng, sembari ditambahkan kedalamnya kaldu ayam dan bumbu-bumbu (cabe, lada, atau jenis-jenis ”spices” lainnya). Kadang-kadang ditambahkan pula tepung kedalamnya.
8. Kaldu Ayam
Kaldu ayam adalah air yang diperoleh dari pemasakan daging ayam. Biasanya kaldu ini juga dikalengkan. Kaldu yang diperoleh dikalengkan dipekatkan terlebih dahulu baru kemudian dimasukkan kaleng pada saat masih panas (suhu ± 82 – 88̊C). Sterilisasi dilakukan pada suhu 91,6̊ C (240̊ F) selama 30-45 menit.
9. Daging Ayam Asap Pengasapan daging ayam dikerjakan setelah curing (penggaraman). curing dilakukan dengan cara perendaman dalam larutan bumbu-bumbu yang terdiri atas garam (NaCl), gula merah dan NaNO2. Suhu untuk curing sebaiknya 4̊̊C atau lebih rendah. Setelah itu baru diasap dengan cara pengasapan dingin apabila suhu pengasapan rendah (30-40̊̊C) atau dengan cara pengasapan panas apabila suhu pengasapan lebih tinggi (70-90̊̊C).
10. Krecek dan Rambak
Krecek dan rambak sebenarnya bukan merupakan produk olahan daging melainkan merupakan produk olahan bahan sisanya. Krecek dan rambak dibuat dari kulit. Tahap-tahap pengolahannya adalah perebusan, pencucian, pemotongan, pengeringan, penggorengan dan pengepakan.
11. Gelatin
Gelatin juga bukan produk olahan daging melainkan produk olahan tulang. Gelatin banyak digunakan sebagai bahan penstabil (stabilizer) pada pembuatan es krim, atau bahan substitusi makanan lainnya.
12. Minyak Daging
Minyak daging diperoleh baik dari daging-daging hewan yang baru disembelih atau dari daging hewan setelah mengalami pendinginan dan pemotongan bagian-bagian karkas (daging bertulang). Kedua macam minyak tersebut dapat diproses untuk dijadikan minyak makan atau bukan. Misalnya saja dapat digunakan untuk pembuatan margarin, sebagai minyak goreng, untuk membuat sabun, minyak lumas dan lain sebagainya.
C. Produk Olahan Telur
1. Telur Asin Telur asin adalah salah satu produk olahan telur yang pembuatannya sangat mudah dikerjakan. Pada prinsipnya proses pembuatan telur asin adalah penggaraman. Yang umum dibuat telur asin adalah telur itik.
2. Pindang Telur Pindang telur rasanya juga asin, namun tidak seasin telur asin. Proses pembuatannya juga merupakan salah satu bentuk penggaraman tetapi dengan sedikit modifikasi, yaitu dengan adanya proses pemanasan selama penggaraman.
3. Acar Telur Acar telur yaitu telur yang telah dimasak kemudian direndam dalam larutan cuka. Konsentrasi larutan cuka dapat bervariasi antara 1,2 – 6 persen, tetapi secara umum digunakan larutan asam cuka.
4. Bubuk Telur Bubuk telur merupakan bubuk albumen (putih telur), dan pada umumnya hanya dapat diperoleh dengan alat pengering silindris.
Baca Juga :
Ikan mujair goreng dan sambal colo-colo
Baca Juga :
Ikan mujair goreng dan sambal colo-colo
sumber Pengertian pengertian Bahan Pangan Hewani dan Nabati dan pengolahannya yang telah dikutip dari sumber http://nuramaya.wordpress.com/2008/06/01/mengenali-produk-pangan-hewani/
semoga bermanfaat dan bisa menjadi reverensi yang membutuhkan jangan lupa gays like dan komentya ya karen like dan komentnya sangat bermanfaat bagi kami untuk membangun blog yang sederhana ini terimaksih.
Billahi Sip
ReplyDeleteNice info
ReplyDelete